FILOSOFI SENDANGSONO



Pernah singgah ke Kompleks Ziarah Sendangsono di Utara Yogyakarta?
Tahun 1974, Romo Mangun mendapat kepercayaan dari Keuskupan Agung Semarang untuk melakukan peremajaan kompleks ziarah Sendangsono yang umurnya sudah masuk 100 tahun kala itu. Sembilan tahun lebih proyek itu dikerjakannya. 
Tersembul filosofi menarik dari kompleks ziarah yang terletak di lembah Pegunungan Menoreh itu. Hamparan terbuka dengan rimbun pepohonan seperti menyiratkan makna solidaritas kepada pemeluk di luar katolik. Bahwasanya keheningan  pun bisa didapat oleh siapapun. Lewat dudukan batu model trap trapesium, bukan trap bergaris, Mangun ingin menebalkan simbol dialog bagi setiap orang. Menurutnya, hakikat sebuah dialog yang benar adalah tidak berdasar pada strata sosial. Setiap insan punya kedudukan yang sama dan sejajar.

Sendangsono meraih IAI Award 1991, penghargaan utama bagi karya arsitektur terbaik kategori khusus usaha penataan lingkungan.

100% Katolik, 100% Indonesia. Nasionalisme adalah rumah kita.

ss/2016



Comments